Otak
merupakan organ tubuh yang paling kompleks karena berfungsi untuk mengendalikan
akitivias fisiologi, seperti sistem gerak, detak jantung, ingatan maupun
suasana hati. Otak merupakan organ pengendali pusat untuk mengerakkan sistem
kerja organ tubuh lainnya. Rusaknya sistem kerja otak, tentunya dapat menganggu
sistem kerja tubuh bagian lainnya yang akan berdampak pada gangguan kesehatan
saraf, kelumpuhan dan gangguan mental atau pemikiran seseorang. Pecahnya
pembuluh akan menyebabkan pendarahan otak. Pendarahan ini mempunyai kaitan erat
dengan akibat penyakit stroke yang akan menyebabkan sulit bicara, sulit
bergerak, kelumpuhan dan lain sebagainya. Penyakit stroke (brain attack)
merupakan salah satu penyakit yang menyerang organ otak. Ada beberapa faktor penyebab perdarahan otak yang paling
umum termasuk:
·
Tekanan
Darah Tinggi: Penderita tekanan darah tinggi yang tidak segera diatasi dengan cepat
merupakan salah satu penyebab terjadinya pendarahan. Kondisi yang seperti ini
merupakan kondisi kronis karena tekanan darah tinggi dapat melemahkan
dinding-dinding pembuluh darah pada otak.
·
Trauma
Kepala: Trauma kepala atau luka yang ada di kepala merupakan kondisi yang
menjadi penyebab pendarahan otak.
Resiko ini biasanya muncul pada orang yang berusia dibawah 50 tahun.
·
Kelainan
Pembuluh Darah: Kelainan pembuluh darah merupakan hal yang muncul sejak lahir
dan telah terdiagnosa saat tumbuh menjadi anak-anak. Hal ini disebabkan karena
adanya kelemahan pada pembuluh darah sehingga pembuluh darah akan mengalami
kerusakan yang akan berujung pada pendarahan di otak bahkan kematian.
·
Karena
Adanya Penyakit Tertentu: Pendarahan otak merupakan salah satu efek yang akan
terjadi bila seseorang menderita penyakit yang berhubungan dengan penyakit
darah, organ otak, dan organ hati, seperti penyakit anemia, hemophilia, kanker
otak, tumor otak, dan penyakit liver.
·
Amyloid
Angiopathy: Kondisi ini merupakan kondisi dimana dinding-dinding pembuluh darah
yang terkadang mengalami proses penuaan. Hal tersebut akan membuat pendarahan
kecil, pendarahan tersebut tidak memberikan gejala apapun yang kemudian akan
menjadi pendarahan besar.
·
Aneurysm:
Aneurysm merupakan pelemahan pembuluh darah karena adanya pembengkakkan. Hal
tersebut akan membuat pembuluh darah menjadi pecah dan pendarahan otak yang
akan menjurus terjadinya penyakit stroke.
Gejala-gejala
dari perdarahan otak (brain hemorrhage) dapat berbeda-beda. Tergantung pada
lokasi perdarahan, keparahan perdarahan, dan jumlah jaringan yang terpengaruh.
Gejala-gejala mungkin berkembang secara tiba-tiba atau melalui waktu. Pendarahan
mungkin memburuk secara progresif atau terlihat secara tiba-tiba.
·
Sakit
kepala parah yang tiba-tiba
·
Serangan-serangan
(seizures) dengan tidak ada sejarah serangan-serangan sebelumnya
·
Kelemahan
pada lengan atau tungkai
·
Mual
atau muntah
·
Kesiap
siagaan yang berkurang, kelesuan
·
Perubahan
pada penglihatann
·
Kesemutan
atau mati rasa
·
Kesulitan
berbicara atau mengerti pembicaraan
·
Kesulitan
menelan
·
Kesulitan
menulis atau membaca
·
kehilangan
keseimbangan
Dokter
spesialis otak seperti dokter spesialis saraf dapat mendiagnosis pendarahan
otak. Apabila otak harus dioperasi, maka dokter akan bekerjasama dengan dokter
bedah. Ada beberapa cara untuk mendiagnosis penyebab pendarahan otak, tergantung pada kondisi pasien. Sebagai
contoh, apabila pasien mulai muntah, penglihatannya menjadi buram, atau hilang
kesadaran setelah terjatuh atau terlibat dalam kecelakaan bermotor, unit gawat
darurat akan menyatakan cedera otak sebagai diagnosis awal. Apabila pasien
tidak dapat berbicara dengan jelas, kehilangan kekuatan pada lengan, atau
menjadi lumpuh, maka dapat dipastikan pasien mengalami pendarahan otak
akibat stroke. Salah satu cara terbaik untuk
mendiagnosis pendarahan otak adalah dengan menggunakan pemindaian CT, yang
dapat mengambil gambar dari berbagai bagian otak.
Pengobatan untuk pendarahan otak dapat beragam, tergantung pada seberapa parah pendarahan, letak pendarahan, kondisi pasien secara umum, dan lain-lain. Mengobati pendarahan secepat mungkin yaitu dalam tiga jam setelah timbulnya gejala akan meningkatkan kemungkinan hasil yang lebih baik. Biasanya, pengobatan yang pertama dilakukan adalah operasi. Operasi bertujuan untuk mengurangi tekanan pada otak dan mencegah agar arteri tidak menjadi lebih lemah. Operasi juga dapat dilakukan pada pembuluh darah yang rusak. Apabila pasien bukanlah kandidat yang baik untuk menjalani operasi, langkah selanjutnya adalah memperlambat pendarahan atau menangani gejalanya, seperti sakit kepala. Langkah pencegahan juga disarankan, terutama bagi pasien yang berisiko terkena hipertensi dan aneurisma. Langkah pencegahan ini seperti tidak merokok, mengikuti pola makan dengan kadar lemak dan kolesterol yang rendah, berolahraga, dan menjaga agar tekanan darah tidak tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar