Jumat, 10 Juni 2016

Gejala Gegar Otak



Cedera kepala dapat terjadi karena banyak hal, seperti perkelahian, kecelakaan kendaraan bermotor, cedera saat berolahraga, jatuh, atau sekadar terbentur. Gegar otak adalah jenis cedera kepala yang paling umum terjadi. Kata dalam bahasa Inggrisnya adalah concussion yang berasal dari bahasa Latin yang berarti ’diguncang dengan kencang’. Gegar otak adalah cedera kepala yang berdampak kepada fungsi otak. Selain karena benturan dan guncangan pada kepala, gejala gegar otak umumnya terjadi karena guncangan keras pada tubuh bagian atas. Otak terlindungi dari guncangan oleh cairan otak dalam tengkorak. Oleh karenanya guncangan dan benturan keras pada kepala atau tubuh bagian atas dapat membuat otak ikut terguncang membentur dinding kepala bagian dalam. Kondisi ini dapat bersifat ringan, tetapi juga bisa berisiko fatal jika sampai mengakibatkan pendarahan di dalam atau di sekitar otak.


Menurut tingkat keparahan dan ada tidaknya pingsan, gegar otak dapat digolongkan ke dalam beberapa jenis:
·         Tingkat 1: Gegar otak ringan. Tidak mengalami pingsan, serta gejala-gejala yang dirasakan hanya berlangsung kurang dari 15 menit.
·         Tingkat 2: Gegar otak sedang. Tidak mengalami pingsan namun gejala yang dirasakan lebih dari 15 menit.
·         Tingkat 3: Gegar otak berat. Mengalami pingsan.
Gegar otak dapat menyebabkan kehilangan kesadaran. Namun pada kebanyakan kasus, orang tidak mengalami kehilangan kesadaran sehingga banyak yang tidak menyadari bahwa dirinya mengalami gegar otak. Satu hal yang pasti, setiap gegar otak dapat menyebabkan gangguan pada otak dalam skala tertentu.


Gejala gegar otak bisa jadi tidak akan segera terasa, namun dapat berlangsung mulai dari hitungan hari hingga lebih dari beberapa minggu. Berikut ini beberapa gejala yang umumnya dirasakan:
·         Pingsan atau tidak sadarkan diri selama beberapa waktu
·         Terasa seperti berada di tengah kabut
·         Telinga berdenging
·         Mual dan muntah
·         Mata berkunang-kunang dan pusing
·         Sakit kepala
·         Cara bicara yang menjadi kurang jelas
·         Kelelahan
·         Gangguan pada keseimbangan tubuh
Sementara itu, beberapa gejala berikut mungkin dapat segera dirasakan, meski ada kemungkinan baru terasa beberapa jam setelah cedera kepala, antara lain sensitif terhadap cahaya dan bunyi bising, gangguan tidur, gangguan psikologis dan perubahan kepribadian, gangguan ingatan dan konsentrasi, depresi, serta tidak mampu mengecap. Umumnya orang yang mengalami gegar otak dapat pulih sepenuhnya dengan cepat. Namun ada juga yang mengalami gejala tidak hilang sampai berminggu-minggu lamanya, terutama jika sudah pernah mengalami cedera yang serupa.


Pada masa kanak-kanak, kepala manusia cenderung relatif lebih besar dibandingkan tubuhnya secara keseluruhan. Selain itu, anak-anak lebih sering bergerak aktif ke mana-mana dibandingkan orang dewasa. Paduan kedua situasi ini menyebabkan anak-anak cenderung lebih sering terjatuh atau terbentur hingga mengalami gegar otak. Anak yang mengalami cedera di kepala sebaiknya mendapat pengawasan orang dewasa selama 24 jam pertama setelah kecelakaan. Hal ini diperlukan karena anak-anak, terutama balita, belum tentu dapat mengomunikasikan yang mereka rasakan, sehingga perubahan perilaku apapun perlu dipantau lebih jauh. Namun tanda-tanda gejala gegar otak pada seorang anak dapat dikenali dari hal-hal berikut ini:
·         Menangis secara berlebihan.
·         Tidak ingin bermain bersama mainan favoritnya.
·         Rewel dan menjadi mudah marah.
·         Lelah dan lesu.
·         Perubahan pola makan dan pola tidur.
Pemberian obat-obatan apapun harus dikonsultasikan kepada dokter terlebih dahulu untuk menghindari risiko pendarahan dalam otak. Lebih lanjut, anak Anda bisa jadi berada dalam kondisi darurat dan harus segera dibawa ke rumah sakit jika mengalami muntah berulang kali, gangguan koordinasi fisik, cara bicara terganggu, perubahan perilaku seperti mudah marah, sakit kepala yang memburuk dari waktu ke waktu, tidak sadarkan diri atau pingsan lebih dari 30 detik. Gejala lainnya adalah gangguan penglihatan dan kejang.


Pada keadaan pasca cedera, kadar zat kimia dalam otak juga berubah dan memerlukan waktu beberapa lama untuk dapat kembali normal. Beristirahat adalah cara terbaik untuk memulihkan fisik dan mental akibat cedera kepala. Bentuk istirahat yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
·         Membatasi aktivitas, yang meski terasa menyenangkan tetapi memerlukan konsentrasi lebih banyak, seperti membaca, menonton TV, atau bermain videogames.
·         Hindari kegiatan yang banyak bergerak, seperti olahraga, karena berisiko memperparah kondisi cedera.
·         Hindari mengonsumsi obat selain yang diresepkan dokter.
·         Di masa pemulihan, hindari melakukan dua kegiatan di waktu yang bersamaan, seperti makan sambil menonton TV.
·         Sebaiknya tunda bepergian dengan pesawat terbang karena berisiko membuat pemulihan tertunda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar