Aktivitas sehari-hari, terutama saat berkendara, bisa
menimbulkan risiko pada anak. Misalnya anak mengalami benturan pada kepala akibat kurangnya perlindungan atau kurangnya perhatian
orang tua terhadap faktor keamanan si kecil. Benturan keras dapat menimbulkan
risiko cedera kepala yang cukup serius. Jika ini yang terjadi pada si kecil,
trauma pada kepala perlu diawasi dalam 24 jam hingga 72 jam pertama. Ini
penting karena anak bisa saja mengalami gegar otak, yang gejalanya bisa
langsung muncul atau tidak langsung muncul hingga 72 jam setelah kejadian. Respons
terhadap suatu cedera pada otak anak berbeda dengan dewasa. Struktur anatomis
anak belum cukup umur dan fisiologi otak anak berbeda dengan dewasa. Karenanya,
orangtua perlu mengenali gejala yang harus diwaspadai jika terjadi cedera
kepala pada anak. Orang tua tidak perlu panik jika benturan keras menimbulkan
benjol, memar, berdarah pada kepala anak. Tanda-tanda ini belum pasti
menunjukkan kondisi gegar otak. Tetapi lebih dikarenakan adanya pendarahan di
kulit kepala. Meski begitu, bukan berarti orangtua tidak waspada. Cedera kepala pada anak harus terus di awasi. Waspadai jika muncul gejala seperti di
bawah ini pada anak:
·
Tidak sadarkan diri atau suka bengong.
·
Gelisah atau kejang.
·
Muntah atau sakit kepala.
·
Bicara atau penglihatan terganggu.
·
Tangan atau kaki tiba-tiba lumpuh atau berkurang aktivitasnya.
·
Pada bayi, cenderung lebih cengeng atau lebih banyak
tidur.
·
Keluarnya darah atau cairan otak dari hidung, mulut,
atau telinga.
Berikut ini adalah dampak dan juga efek buruk dari benturan pada kepala yang sering kali
muncul pada beberapa kasus dan juga pasien:
·
Dapat meningkatkan resiko epilepsi
Epilepsi merupakan salah satu jenis penyakit yang secara
pasti tidak diketahui penyebab utamanya. Banyak yang mengatakan bahwa epilepsi
atau yang lebih sering di kenal dengan sebutan ayan ini adalah penyakit dan
juga gejala yang menurun dan biasanya terjadi karena gangguan syaraf. Apapun
penyebabnya, ternyata salah satu hal yang dapat menyebabkan gejala epilepsi
atau ayan semakin mudah muncul adalah karena kepala pasien tersebut terbentur.
Hal ini berhubungan dengan trauma dan juga gangguan yang terjadi pada otak
ketika pasien terbentur, apalagi terbentur dengan sangat keras. Pasien akan
mengalami kejang–kejang, dan bukan tidak mungkin akan memilki gejala ayan atau
epilepsi yang menetap.
·
DAI (Diffuse Axonal Injury)
DAI atau Diffuse Axonal Injury adalah sebuah istilah yang
menggambarkan gejala pasca traumatik yang terjadi ketika seseorang mengalmai benturan pada kepala, baik keras maupun
ringan di kepala. Bentuk DAI ini berbeda–beda setiap orang. Ada orang yang
mengalami DAI karena benturan ringan saja, dan mungkin saja ada orang yang
mengalami benturan yang sangat keras, namun tidak mengalami DAI. Secara umum,
gejala pasca traumatik atau DAI ini memilki gejala–gejala yang sudah pernah
disebutkan sebelumnya, seperti gejala perubahan emosi dan gangguan emosi, rasa
pusing dan juga gejala sakit kepala yang menetap, dan juga kemungkinan
terjadinya peningkatan gejala ayan atau epilepsi.
·
Kehilangan kesadaran
Salah satu hal yang paling umum terjadi ketika seseorang
mengalami benturan di kepala adalah kehilangan kesadaran atau mengalami
pingsan. Namun demikian, kejadian benturan di kepala tidak selalu berujung pada
kehilangan kesadaran. Kebanyakan dampak bahaya kehilangan kesadaran ini hanya
terjadi pada mereka yang mengalami benturan keras di kepala, yang dapat
menyebabkan gegar otak. Contoh dari benturan keras ini adalah kepala yang
terbentur aspal ketika terjatuh dari sepeda motor. Kehilangan kesadaran akibat
benturan pada kepala juga bervariasi, ada yang berupa gejala pingsan biasa,
yang dalam rentang waktu dibawah satu jam sudah bisa sadarkan diri, namun
beberapa kasus yang berat, benturan keras di kepala dapat menyebabkan seseorang
mengalami koma dalam waktu yang cukup panjang.
·
Pendarahan pada bagian otak
Dampak lainnya yang berbahaya akibat terjadinya benturan di
kepala adalah terjadinya pendarahan pada bagian otak. Pendarahan pada bagian
otak sifatnya relative, yang artinya tidak semua orang mengalami benturan keras
di otak akan mengalami pendarahan di otaknya. Biasanya, mereka yang memiliki
bakat hemophilia akan lebih mudah mengalami pendarahan di otak ketika
terbentur. Pendarahan pada otak ini akan menyebabkan kepala menjadi sering
terasa sakit dan juga pusing (penyebab
sakit kepala), disertai penurunan kemampuan otak, bisa jadi dari
kemampuan kognitif dan juga persepsei, atau penurunan kemampuan organisasi dan
juga gerakan tubuh yang menurun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar