Minggu, 12 Juni 2016

Apa yang Terjadi jika Pembuluh Darah Pecah di Otak?


Pembuluh darah memiliki tugas yang menjamin pasokan oksigen dan nutrisi pada semua organ vital dalam tubuh. Yang mengejutkan, pembuluh darah seseorang memiliki panjang hingga lebih dari 96 ribu kilometer atau setara dengan dua kali mengelilingi bumi jika ditarik dalam garis lurus. Tugas pembuluh darah juga terhitung berat karena mereka harus terus-menerus mengalir selama hidup kita. Organ ini mampu mengangkut lebih dari 6800 liter darah setiap hari. Sepanjang usia manusia masih hidup, pembuluh darah akan mengangkut hingga miliaran liter darah ke seluruh tubuh. Pecahnya pembuluh darah bisa terjadi di beberapa tempat, salah satunya di otak. Jika pembuluh darah pecah terjadi di otak, maka hal ini akan menimbulkan pendarahan otak atau biasa disebut brain hemorrhage. Pendarahan ini akan berakibat fatal karena bisa mengakibatkan matinya sel-sel otak. Sebanyak 13 dari 100 orang yang stroke adalah dikarenakan perdarahan otak.

Beberapa hal di bawah ini adalah faktor risiko dan penyebab pembuluh darah pecah di otak sehingga mengakibatkan brain hemorrhage:
·         Tekanan darah tinggi yang terjadi selama bertahun-tahun sehingga menyebabkan dinding pembuluh darah melemah. Jika tidak diobati, tekanan darah tinggi bisa menjadi penyebab utama terjadinya pendarahan otak.
·         Cedera kepala adalah salah satu penyebab paling umum terjadinya pendarahan otak pada orang-orang yang berusia di bawah 50 tahun.
·         Aneurisma atau semakin lemahnya dinding pembuluh darah yang mengalami pembengkakan. Jika sudah parah, pembuluh darah akan meledak dan membanjiri otak dengan darah sehingga menimbulkan stroke.
·         Angiopati amiloid, yaitu kelainan dinding pembuluh darah yang pada umumnya diakibatkan oleh kolaborasi umur yang kian menua dan tekanan darah tinggi.
·         Adanya tumor pada otak.
·         Kelainan pembuluh darah atau malaformasi arteriovenosa, yaitu lemahnya pembuluh darah di dalam dan di sekitar otak yang didapat seseorang sejak lahir.
·         Penyakit hati yang biasanya berhubungan dengan peningkatan terjadinya perdarahan internal.
·         Kelainan darah atau kelainan perdarahan, seperti hemofilia dan anemia sel sabit yang berkontribusi terhadap terjadinya penurunan kadar trombosit darah.

Jika seseorang mengalami pecah pembuluh darah di otak, beberapa gejala di bawah ini mungkin akan dialami:
·         Sakit kepala hebat yang datang secara mendadak.
·         Mendadak mengalami kesemutan atau kelumpuhan di wajah, lengan, atau kaki.
·         Mata mengalami kesulitan melihat, baik pada salah satu atau kedua-duanya.
·         Sulit menelan makanan.
·         Susah mengendalikan koordinasi tubuh dan hilang keseimbangan.
·         Sering merasa mual.
·         Muntah-muntah.
·         Hilang kesadaran, lesu, mengantuk, dan tidak sadar akan keadaan di sekitarnya.
·         Mengalami masalah terkait kemampuan bahasa, baik ketika menulis, bicara, membaca, atau memahami sesuatu.
·         Mengalami kebingungan atau mengigau.

Penanganan Medis bagi Penderita Stroke akibat Pembuluh Darah Pecah.
Bila stroke akibat pecahnya pembuluh darah otak terjadi, pasien harus segera dibawa ke rumah sakit. Langkah pertama melakukan pengobatan terhadap pasien pendarahan di otak adalah melalui pemantauan secara intensif. Selanjutnya, menstabilkan tekanan darah dan pernapasan harus segera dilakukan. Jika diperlukan, pasien bisa diberikan ventilator untuk membantu memastikan otak dan organ tubuh mendapatkan cukup oksigen. Pada pasien yang tidak sadarkan diri, pemberian cairan dan obat-obatan mungkin membutuhkan akses intravena. Pantauan khusus terhadap irama jantung, kadar oksigen darah, atau tekanan dalam tengkorak mungkin diperlukan. Setelah stabil, maka akan ditentukan tindakan apa untuk mengobati pendarahan yang terjadi, misalnya apakah pasien membutuhkan operasi atau tidak.
Banyak pasien yang bisa bertahan hidup setelah mengalami pendarahan otak akibat pembuluh darah mereka pecah di otak. Sayangnya peluang tersebut akan menurun jika pendarahan awal terlalu parah atau terjadi di daerah-daerah vital pada otak. Pemulihan yang dibutuhkan pasien bisa berlangsung hingga berbulan-bulan lamanya. Sebagian pasien yang selamat dari pembuluh darah pecah di otak berkemungkinan tetap mengalami masalah sensorik, kejang, sakit kepala, atau masalah ingatan. Maka dari itu, bagi mereka yang selamat dari kondisi ini tetap membutuhkan usaha untuk memulihkan kondisinya secara maksimal, mulai dari terapi fisik hingga terapi bicara.

Perbaiki Pola Hidup Anda Mulai dari Sekarang
Pembuluh darah pecah adalah kondisi yang kebanyakan bisa dicegah, Seseorang disarankan untuk menghentikan kebiasaan buruk yang dapat memperbesar risiko, seperti merokok dan megonsumsi alkohol secara berlebihan. Selain itu, rutinitas olahraga sepatutnya tetap dipertahankan, yaitu minimal 150 menit per minggu dengan olahraga berintensitas sedang atau 75 menit dengan intensitas tinggi, atau kombinasi keduanya. Bagi Anda yang mengidap penyakit jantung atau tekanan darah tinggi, maka mengobati keduanya akan memperkecil risiko terjadinya pembuluh darah pecah di otak. Bagi penderita diabetes, mengendalikan kadar gula darah dalam tubuh juga bisa membantu mengurangi risiko terjadinya hal ini.

Definisi Gegar Otak


Gegar otak adalah kondisi perubahan yang disebabkan oleh luka pada fungsi mental atau tingkat kesadaran yang menyebabkan kehilangan kesadaran. Gejala ini biasanya terjadi tanpa kerusakan nyata pada struktur otak, dan bertahan kurang dari 6 jam. Gejala awal orang yang mengalami gegar otak untuk sementara adalah bengong atau sedikit bingung. Bahkan Beberapa orang akan tidak sadar bahwa mereka sudah mengalami gegar otak. Keadaan hilangnya kesadaran ini biasanya hanya terjadi singkat, dan jarang terjadi lebih dari 15 menit. Hal ini menyebabkan ingatan untuk peristiwa baru saja sebelum atau baru saja sesudah terjadinya luka akan hilang. Sakit kepala, kepenatan, kenangan buruk, sulit fokus, sifat mudah marah, depresi, dan kegelisahan biasa terjadi setelah anda mengalami gegar otak. Selain itu biasanya penderita juga akan mengalami sakit kepala, sensasi berputar, kenangan buruk, sehingga gejala ini dianggap sindrom post-gegar otak.

Hal yang mengkhawatirkan dari gegar otak adalah penderita dapat mengalami cacat berpikir, khususnya penderita yang mempunyai masalah emosional sebelum gegar otak. Gejala sindrom post-gegar otak biasa terjadi selama seminggu sesudah gegar otak dan biasanya akan sembuh pada minggu kedua. Namun, beberapa kasus gejala tersebut berlanjut berbulan-bulan bahkan sampai bertahun-tahun. Orang yang pernah mengalami gegar otak biasanya juga menjadi lebih sensitif dengan luka lainnya, terutama apabila luka baru terjadi sebelum gejala dari gegar otak sebelumnya sudah hilang. Diagnosa gegar otak, yaitu dengan meyakinkan struktur otak tidak rusak. Para dokter akan melakukan pemeriksaa dengan menggunakan computed tomography (CT scan), magnetic resonance imaging (MRI), atau keduanya. Apabila dalam pemeriksaan tidak ditemukan kerusakan otak struktural, maka gejala akan diobati. Untuk gegar otak, acetaminophen diberikan untuk rasa sakit. Aspirin dan obat antiinflamsi nonsteroid (NSAIDS) sebaiknya tidak digunakan karena akan mengganggu pembekuan darah dan dapat mengakibatkan pendarahan dari saluran darah yang rusak tersebut.

Pengobatan yang sebaiknya diberikan bagi penderita gegar otak yakni istirahat. Istirahat yang dapat dilakukan yaitu dengan cara pemberian obat untuk nyeri kepala, istirahat berbaring, dan juga pemberian obat muntah serta pembatasan pemberian cairan (Di mana dalam sehari maksimal yang diberikan itu 2 liter). Sesudahnya, penderita dapat secara bertahap diajak melakukan mobilisasi dengan cara duduk, berdiri, beserta berjalan namun aktivitas haruslah tetap dibatasi, jangan terlalu berlebihan. Seseorang dengan gegar otak disarankan untuk dirawat dalam rumah sakit, karena kemungkinan orang tersebut mengalami pendarahan epidural, dan pendarahan epidural ini mengharuskan penderita tersebut untuk menjalani operasi sesegera mungkin.

Beberapa aktivitas rekreasi dan olahraga ada yang bisa menimbulkan gegar otak, karena resiko yang ada dari aktivitas tersebut. Beberapa aktivitas olahraga yang bersangkutan adalah sepak bola Amerika, bersepeda, bisbol dan softbol, dan juga olahraga basket. Oleh karena itu, Anda dapat melihat bahwa setiap pemain dari olahraga tersebut banyak yang menggunakan pelindung kepala untuk menghindari terjadinya gegar otak apabila pemain terkena benturan yang keras. Karena memang kesemua aktivitas tersebut beresiko tinggi mengalami benturan. Mungkin yang tidak menggunakan pelindung kepala adalah olahraga basket, karena resiko terjadi benturan kepala di olahraga basket termasuk lebih kecil dibandingkan jenis olahraga yang lain yang sudah disebutkan sebelumnya tersebut. Biasanya aktivitas olahraga di atas tersebut berdasarkan survey yang pernah dilakukan pada anak-anak Amerika, korbannya biasanya remaja dan juga anak-anak antara rentang usia 5 hingga 18 tahun. Sebab mereka biasanya lebih kurang berhati-hati. Beberapa kendaraan yang digunakan untuk keperluan rekreasi juga mengharuskan menggunakan pelindung kepala karena memiliki resiko benturan pada kepala, contohnya go-kart, sepeda motor mini, serta dune buggies.

Berikut beberapa langkah yang perlu dilakukan jika Anda melihat seseorang ada yang gegar otak atau Anda sendiri yang mengalami cedera kepala.
·         Jika kepala Anda terbentur dengan keras, segera hentikan aktivitas dan duduklah dengan tenang. Hindari mengulangi aktivitas yang menyebabkan gegar otak di hari yang sama. Hal ini karena otak membutuhkan waktu untuk pulih. Gegar otak kedua dapat terjadi bila setelah gegar otak pertama Anda tetap melakukan aktivitas. Bila hal itu terjadi, gejala gegar otak dapat berlanjut untuk waktu yang lama.
·         Jika gegar otak terjadi pada anak, diperlukan pengawasan orang dewasa untuk melihat apakah ada perubahan perilaku. Pengawasan dilakukan minimal pada hari pertama karena anak mungkin sulit mengungkapkan apa yang dialaminya.
·         Jangan memberikan obat tanpa resep dokter, terutama yang mengandung aspirin karena dapat menyebabkan perdarahan.
·         Segera periksakan kondisi ke klinik atau rumah sakit.
·         Baik anak-anak maupun orang dewasa, sebaiknya ikuti petunjuk dokter mengenai kapan sebaiknya kembali melakukan aktivitas fisik. Anak-anak yang tidak pulih dari gejala gegar otak secara sempurna dapat mengalami sakit kepala selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan. Dengan mengikuti cara pemulihan yang benar, seseorang yang pernah mengalami gegar otak dapat kembali beraktivitas seperti biasanya.

Bahaya Benturan pada Kepala


Aktivitas sehari-hari, terutama saat berkendara, bisa menimbulkan risiko pada anak. Misalnya anak mengalami benturan pada kepala akibat kurangnya perlindungan atau kurangnya perhatian orang tua terhadap faktor keamanan si kecil. Benturan keras dapat menimbulkan risiko cedera kepala yang cukup serius. Jika ini yang terjadi pada si kecil, trauma pada kepala perlu diawasi dalam 24 jam hingga 72 jam pertama. Ini penting karena anak bisa saja mengalami gegar otak, yang gejalanya bisa langsung muncul atau tidak langsung muncul hingga 72 jam setelah kejadian. Respons terhadap suatu cedera pada otak anak berbeda dengan dewasa. Struktur anatomis anak belum cukup umur dan fisiologi otak anak berbeda dengan dewasa. Karenanya, orangtua perlu mengenali gejala yang harus diwaspadai jika terjadi cedera kepala pada anak. Orang tua tidak perlu panik jika benturan keras menimbulkan benjol, memar, berdarah pada kepala anak. Tanda-tanda ini belum pasti menunjukkan kondisi gegar otak. Tetapi lebih dikarenakan adanya pendarahan di kulit kepala. Meski begitu, bukan berarti orangtua tidak waspada. Cedera kepala pada anak harus terus di awasi. Waspadai jika muncul gejala seperti di bawah ini pada anak:
·         Tidak sadarkan diri atau suka bengong.
·         Gelisah atau kejang.
·         Muntah atau sakit kepala.
·         Bicara atau penglihatan terganggu.
·         Tangan atau kaki tiba-tiba lumpuh atau berkurang aktivitasnya.
·         Pada bayi, cenderung lebih cengeng atau lebih banyak tidur.
·         Keluarnya darah atau cairan otak dari hidung, mulut, atau telinga.
Berikut ini adalah dampak dan juga efek buruk dari benturan pada kepala yang sering kali muncul pada beberapa kasus dan juga pasien:
·         Dapat meningkatkan resiko epilepsi

Epilepsi merupakan salah satu jenis penyakit yang secara pasti tidak diketahui penyebab utamanya. Banyak yang mengatakan bahwa epilepsi atau yang lebih sering di kenal dengan sebutan ayan ini adalah penyakit dan juga gejala yang menurun dan biasanya terjadi karena gangguan syaraf. Apapun penyebabnya, ternyata salah satu hal yang dapat menyebabkan gejala epilepsi atau ayan semakin mudah muncul adalah karena kepala pasien tersebut terbentur. Hal ini berhubungan dengan trauma dan juga gangguan yang terjadi pada otak ketika pasien terbentur, apalagi terbentur dengan sangat keras. Pasien akan mengalami kejang–kejang, dan bukan tidak mungkin akan memilki gejala ayan atau epilepsi yang menetap.
·         DAI (Diffuse Axonal Injury)

DAI atau Diffuse Axonal Injury adalah sebuah istilah yang menggambarkan gejala pasca traumatik yang terjadi ketika seseorang mengalmai benturan pada kepala, baik keras maupun ringan di kepala. Bentuk DAI ini berbeda–beda setiap orang. Ada orang yang mengalami DAI karena benturan ringan saja, dan mungkin saja ada orang yang mengalami benturan yang sangat keras, namun tidak mengalami DAI. Secara umum, gejala pasca traumatik atau DAI ini memilki gejala–gejala yang sudah pernah disebutkan sebelumnya, seperti gejala perubahan emosi dan gangguan emosi, rasa pusing dan juga gejala sakit kepala yang menetap, dan juga kemungkinan terjadinya peningkatan gejala ayan atau epilepsi.
·         Kehilangan kesadaran

Salah satu hal yang paling umum terjadi ketika seseorang mengalami benturan di kepala adalah kehilangan kesadaran atau mengalami pingsan. Namun demikian, kejadian benturan di kepala tidak selalu berujung pada kehilangan kesadaran. Kebanyakan dampak bahaya kehilangan kesadaran ini hanya terjadi pada mereka yang mengalami benturan keras di kepala, yang dapat menyebabkan gegar otak. Contoh dari benturan keras ini adalah kepala yang terbentur aspal ketika terjatuh dari sepeda motor. Kehilangan kesadaran akibat benturan pada kepala juga bervariasi, ada yang berupa gejala pingsan biasa, yang dalam rentang waktu dibawah satu jam sudah bisa sadarkan diri, namun beberapa kasus yang berat, benturan keras di kepala dapat menyebabkan seseorang mengalami koma dalam waktu yang cukup panjang.
·         Pendarahan pada bagian otak

Dampak lainnya yang berbahaya akibat terjadinya benturan di kepala adalah terjadinya pendarahan pada bagian otak. Pendarahan pada bagian otak sifatnya relative, yang artinya tidak semua orang mengalami benturan keras di otak akan mengalami pendarahan di otaknya. Biasanya, mereka yang memiliki bakat hemophilia akan lebih mudah mengalami pendarahan di otak ketika terbentur. Pendarahan pada otak ini akan menyebabkan kepala menjadi sering terasa sakit dan juga pusing (penyebab sakit kepala), disertai penurunan kemampuan otak, bisa jadi dari kemampuan kognitif dan juga persepsei, atau penurunan kemampuan organisasi dan juga gerakan tubuh yang menurun.

Waspadai Benturan di Kepala Anak


Setiap kali kepalanya terbentur cukup keras, anak-anak yang masih kecil biasanya akan menangis karena kesakitan atau karena terkejut. Semakin keras tangisan pada anak, semakin gelisah sang ibu. Sebaliknya jika benturan di kepala tidak sempat membuat anak menangis ataupun rewel, bayangan cedera yang berat juga lekas hilang karenanya. Setiap benturan kepala bisa saja menimbulkan trauma atau cedera yang berbahaya. Secara klinis, trauma ini akan ditandai dengan benjolan, memar atau bisa juga disertai perdarahan atau gegar otak, mungkin karena perlukaan di bagian luar atau di dalam tulang tengkorak (intrakranial). Saat mengalami trauma, anak bisa tetap sadar atau sampai tidak sadarkan diri hingga koma. Aktivitas anak-anak biasanya memang disertai resiko trauma kepala. Bayi yang sedang belajar memiringkan tubuh, misalnya bisa tiba-tiba jatuh dari tempat tidur saat orang tua atau pengasuhnya sedang lengah. Atau jika mobil yang tengah melaju direm mendadak dan anak tidak didudukkan di atas kursi berpengaman khusus, sangat mungkin terjadi benturan. Jadi memang risiko trauma kepala ini bisa terjadi di manapun dan kapanpun.

Kasus trauma kepala yang serius memang jarang terjadi dalam kegiatan rumah tangga sehari-hari. Tetapi bila terjadi resikonya sangat berat. Oleh karena itu kemungkinan gegar otak tetap perlu diwaspadai, jangan diabaikan karena menyangkut otak yang merupakan organ utama kita. Masa depan manusia bisa dikatakan terletak pada otaknya. Gegar otak yaitu memar akibat guncangan pada jaringan otak, yang menyebabkan terjadinya perdarahan kecil dan membuat jaringan otak jadi membengkak. Organ otak sendiri dapat diibaratkan sebagai puding tahu karena konsistensinya memang sangat lunak. Oleh karena itulah, otak memiliki perlindungan berupa tulang tengkorak yang relatif keras. Diantara tulang tengkorak dan jaringan otak juga terdapat cairan yang berfungsi sebagai shock absorber atau penahan guncangan dari luar.

Gumpalan darah atau pembengkakan yang terjadi bisa membuat otak terdesak sehingga fungsinya terganggu. Gejalanya beragam sesuai dengan bagian otak mana yang memar atau terdesak. Jika misalnya bagian pusat gerak yang terdesak maka salah satu atau kedua tangan atau kaki bisa lumpuh. Sedangkan jika perdarahan itu mendesak bagian pusat bicara maka bicara anak akan terganggu. Salah satu trauma kepala yang paling berbahaya adalah retaknya tulang dasar tengkorak, biasanya ditandai dengan keluarnya darah atau cairan otak dari telinga atau hidung. Saat si kecil mengalami trauma kepala, dia harus diperiksa dan diamati dengan cermat, terutama dalam 24 jam sampai 72 jam pertama. Tidak perlu panik ketika kepalanya benjol, memar atau berdarah, karena gejala-gejala tersebut belum memastikan ia mengalami gegar otak. Benjol atau memar sebagian besar disebabkan karena perdarahan di antara kulit kepala dan tulang tengkorak. Biasanya relatif tidak berbahaya asalkan anak tetap sadar penuh, tidak muntah-muntah, tidak pusing, dan tidak terus terlihat mengantuk.

Gejala gegar otak bisa langsung terlihat tetapi bisa juga tertunda, tergantung pada perdarahan yang terjadi dalam otak. Jika berlangsung cepat, anak bisa tidak sadarkan diri sesaat setelah benturan di kepala, tiba-tiba tidak dapat menggerakkan anggota badannya atau terganggu kemampuan bicaranya, tergantung otak bagian mana yang bengkak atau terdesak gumpalan darah. Sebaliknya jika perdarahan yang terjadi hanya berupa rembesan, maka awal timbul gejalanya akan tertunda. Beberapa hari kemudian barulah muncul gejalanya. Oleh sebab itulah, memantau trauma kepala dalam 72 jam pertama setelah kejadian tidak boleh diabaikan. Berikut beberapa gejala yang perlu diwaspadai setelah anak mengalami benturan di kepala:
·         Tidak sadarkan diri atau bengong.
·         Gelisah atau kejang-kejang.
·         Muntah-muntah atau sakit kepala.
·         Bicara atau penglihatan terganggu.
·         Tangan atau kaki tiba-tiba lumpuh atau berkurang aktivitasnya.
·         Pada anak yang sudah sekolah, prestasi jadi menurun.
·         Pada bayi, tidak seperti biasa, lebih cengeng atau lebih banyak tidur. Jika tidur susah dibangunkan.
·         Keluarnya darah atau cairan otak dari hidung, mulut atau telinga.
·         Nafas tidak normal.

Cara untuk mencegah terjadinya cedera kepala pada anak antara lain:
·         Jangan sekali-kali meninggalkan bayi tanpa pengawasan
·         Awasi pemakaian baby walker
·         Perhatikan keamanan di rumah
·         Saat bersepeda atau berkendaraan dengan motor, gunakan helm.
·         Hindari ujung-ujung furnitur yang runcing di sekitar rumah. Bila perlu berikan pengaman

Sindrom Pasca Gegar Otak


Sindrom pasca gegar otak adalah gangguan yang kompleks di mana berbagai gejala seperti sakit kepala dan pusing berakhir selama beberapa minggu dan terkadang membutuhkan waktu beberapa bulan setelah cedera yang menyebabkan gegar otak. Gegar otak adalah cedera otak traumatis ringan, yang biasanya terjadi setelah pukulan ke kepala. Kehilangan kesadaran perlu untuk didiagnosis sindrom pasca gegar otak atau gegar otak. Pada kenyataannya, risiko sindrom pasca gegar otak tidak muncul untuk dihubungkan dengan tingkat keparahan cedera awal. Pada kebanyakan orang, gejala sindrom pasca gegar terjadi dalam tujuh sampai 10 hari pertama dan pergi dalam waktu tiga bulan, meskipun mereka dapat bertahan selama satu tahun atau lebih. Perawatan sindrom pasca gegar ditujukan untuk mengurangi gejala-gejala tertentu. Gejala gegar otak pasca termasuk:
·         Sakit kepala
·         Pusing
·         Kelelahan
·         Iritabilitas
·         Kecemasan
·         Insomnia
·         Kehilangan konsentrasi dan memori
·         Kebisingan dan kepekaan terhadap cahaya

Sakit kepala yang terjadi setelah gegar otak dapat bervariasi dan mungkin terasa seperti ketegangan berupa jenis sakit kepala atau migrain. Kebanyakan, bagaimanapun sakit kepala tipe ketegangan mungkin terkait dengan cedera leher yang terjadi pada waktu yang sama seperti cedera kepala. Dalam beberapa kasus, orang mengalami perilaku atau perubahan emosional setelah cedera otak traumatis ringan. Anggota keluarga mungkin memperhatikan bahwa orang telah menjadi lebih mudah marah, mencurigakan, argumentatif atau keras kepala. Hubungi dokter jika Anda mengalami cedera kepala yang cukup parah yang mengakibatkan kebingungan atau amnesia bahkan jika Anda tidak pernah kehilangan kesadaran. Jika gegar otak terjadi ketika Anda bermain olahraga, jangan kembali dalam permainan. Segeralah mencari perhatian medis sehingga tidak ada risiko cedera yang memburuk.

Beberapa ahli percaya gejala pasca gegar otak disebabkan oleh kerusakan struktural otak atau gangguan sistem neurotransmiter, yang dihasilkan dari dampak yang disebabkan oleh gegar otak. Namun ahli lain percaya gejala pasca gegar berhubungan dengan faktor-faktor psikologis, terutama karena gejala yang paling umum yaitu masalah sakit kepala, pusing dan tidur mirip dengan yang sering dialami oleh orang-orang yang didiagnosis dengan depresi, kegelisahan atau gangguan pasca truma. Dalam banyak kasus, kedua efek trauma fisiologis otak dan reaksi emosional efek ini memainkan peranan dalam perkembangan gejala. Peneliti belum menentukan mengapa beberapa orang yang telah memiliki gegar otak mengembangkan gejala pasca gegar otak sementara yang lain tidak. Tidak ada bukti korelasi antara tingkat keparahan cedera dan kemungkinan mengembangkan gejala pasca gegar otak yang kuat.

Faktor risiko untuk mengembangkan sindrom pasca gegar otak meliputi:
·         Usia. Studi telah menemukan bertambahnya usia menjadi faktor risiko sindrom pasca gegar otak.
·         Jenis kelamin. Wanita lebih mungkin untuk dapat didiagnosis dengan sindrom pasca gegar otak, tetapi ini mungkin karena perempuan umumnya cenderung mencari perawatan medis.
·         Trauma. Gegar otak akibat dari tabrakan mobil, terjatuh, serangan dan cedera olahraga yang umumnya terkait dengan sindrom pasca gegar otak.

Dokter ruang gawat darurat sering membuat diagnosis awal gegar otak. Setelah habis, Anda mungkin mencari perawatan dari dokter keluarga atau dokter umum. Dokter mungkin merujuk Anda ke dokter yang mengkhususkan diri dalam otak dan gangguan sistem saraf (saraf) atau dokter spesialis rehabilitasi otak (physiatrist). Jika Anda dirujuk ke dokter spesialis, sebaiknya bersiap-siap sebelum konsultasi. Berikut adalah beberapa informasi untuk membantu Anda bersiap-siap dan mengetahui apa yang bisa Anda harapkan dari dokter:
·         Tuliskan gejala yang Anda alami, termasuk apapun yang mungkin tampak tidak terkait dengan alasan konsultasi.
·         Tuliskan informasi penting mengenai pribadi Anda, termasuk besar tekanan atau perubahan dalam hidup Anda.
·         Buatlah daftar semua obat-obatan, vitamin atau suplemen yang Anda pakai.
·         Ajaklah salah seorang anggota keluarga atau teman Anda saat konsultasi, karena mereka dapat membantu menyampaikan keluhan dan mendengarkan informasi yang disampaikan oleh dokter.
·         Menuliskan pertanyaan untuk ditanyakan kepada dokter.
·         Mempersiapakan daftar pertanyaan dapat membantu Anda berkonsultasi secara efektif, urutkan pertanyaan dari yang paling penting.

Sabtu, 11 Juni 2016

Apa Itu Cedera Kepala?


Cedera pada otak dapat terjadi dalam dua bentuk secara garis besar yaitu adanya perdarahan otak atau adanya memar otak yang menyebabkan pembengkakan jaringan otak. Keduanya merupakan keadaan yang berat dan membutuhkan penanganan segera. Namun bila dibandingkan antara keduanya lebih seksama, maka sebenarnya perdarahan otak akibat trauma lebih tidak rumit dalam penanganan dan tindakan operasinya dibandingkan dengan pembengkakan otak. Dari segi kesembuhan, maka untuk perdarahan otak khususnya di atas selaput otak (epidural hematom) dan di bawah selaput otak (subdural hematom), setelah dilakukan tindakan operasi pengambilan darah dan penghentian sumber darah, maka kondisi pasien cenderung cepat pulih beberapa hari sesudahnya. Pasien kemudian bisa pulang 5 hari atau seminggu sesudah operasi. Namun untuk memar atau pembengkakan otak, masalahnya akan menjadi lebih rumit.

Cedera kepala yang mengakibatkan pembengkakan otak adalah cedera kepala yang berat. Begitu beratnya cedera kepala tersebut sehingga tulang kepala yang cukup keras tidak mampu melindungi otak di dalamnya. Ancaman jiwa terjadi karena pembengkakan otak dapat mengakibatkan herniasi batang otak, yaitu suatu keadaan dimana bagian otak yang bengkak kemudian mendesak batang otak yang kemudian akan menyebabkan kematian. Batang otak adalah struktur paling vital otak yang terletak di bagian tengah di dalam kepala yang berfungsi untuk mengatur fungsi hidup manusia (fungsi pernafasan dan fungsi jantung). Penanganan memar atau bengkak otak biasanya diawali dengan obat-obatan dan segala usaha untuk mencegah pembengkakan bertambah yang dapat mengakibatkan herniasi batang otak.
Apabila keadaan sudah sangat mengancam dan obat-obatan tidak bisa mengatasi maka tindakan operasi dekompresi harus dilakukan. Tujuan operasi adalah membuka tulang kepala dan selaput otak sehingga memberikan ruang tambahan untuk otak yang bengkak, dan mencegah terjadinya herniasi. Setelah tindakan operasi, pasien masih harus dibantu dengan obat-obatan untuk mencegah pertambahan bengkak otak dan kesedaran pasien juga tidak langsung pulih.

Luka pada kepala adalah penyebab utama dari cedera kepala. Luka bisa didapatkan dari berbagai macam situasi, seperti jatuh, tabrakan lalu lintas, kecelakaan di rumah atau di tempat kerja, dan penganiayaan. Di Amerika Serikat, penyebab umum cedera kepala adalah jatuh dan kecelakaan lalu lintas. Anak-anak yang menderita cedera kepala biasanya balita yang belajar berjalan, seringkali mereka tersandung oleh sesuatu atau kehilangan keseimbangan yang menyebabkan jatuh dan cedera kepala. Ketika mereka ditinggal tanpa pengawasan di tempat bermain, anak-anak juga berada dalam resiko terjatuh karena sesuatu atau kecelakaan lain yang menyebabkan cedera kepala. Kegiatan olahraga dapat juga menyebabkan cedera kepala. Bersepeda, basket, bola kasti (baseball), softball, dan sepak bola merupakan kegiatan yang menyebabkan cedera otak berat. Statistik menunjukkan bahwa kegiatan atau kendaraan rekreasi seperti mini-bike, go-kart, dan dune buggies juga dapat menyebabkan kecelakaan yang mengakibatkan cedera kepala ringan atau berat.

Gejala berikut menunjukkan adanya cedera kepala serius yang memerlukan penanganan medis segera:
·         Penurunan kesadaran
·         Perdarahan
·         Laju pernafasan menjadi lambat
·         Linglung
·         Kejang
·         Patah tulang tengkorak
·         Memar di wajah atau patah tulang wajah
·         Keluar cairan dari hidung, mulut atau telinga (baik cairan jernih maupun berwarna kemerahan)
·         Sakit kepala (hebat)
·         Hipotensi (tekanan darah rendah)
·         Mudah mengantuk
·         penglihatan kabur

Perawatan cedera kepala di rumah sakit biasanya meliputi:
·         Obat penghilang rasa sakit untuk mengatasi sakit kepala.
·         Tidak boleh makan dan minum sampai diizinkan dokter.
·         Obat anti muntah untuk setiap kali mual atau muntah.
·         Jika penderita mengalami sakit pada leher, pemeriksaan leher dengan X-ray mungkin akan dilakukan.
·         CT-Scan mungkin juga diperlukan.
·         Untuk kasus cedera kepala ringan, biasanya penderita tidak memerlukan rawat inap.

Apa itu Gegar Otak?


Gegar otak merupakan keadaan serius yang melibatkan otak dan susunan saraf pusat. Gegar otak umumnya disebabkan karena guncangan atau benturan di bagian kepala yang biasanya diikuti dengan perasaan mual, pusing, denyut nadi melemah, pernapasan melambat, serta hilangnya kesadaran untuk beberapa saat. Otak merupakan organ yang sangat halus, namun terlindung dengan baik di dalam rongga yang keras (tengkorak). Di dalam rongga ini, otak dikelilingi oleh cairan yang encer, yakni getah otak dan sumsum tulang belakang. Jalinan jaringan-jaringan halusnya membantu agar otak tetap berada di tempatnya. Namun ini mudah sekali tersentak atau hancur karena pukulan yang keras. Suatu rudapaksa pada otak mungkin akan mengakibatkan banyak kerusakan di dalam otak dan ini tercermin dari keadaan hilangnya kesadaran secara tiba-tiba, shock, rasa mual, serta tidak jarang disertai dengan kejang-kejang.

Penyebab seseorang bisa mengalami gegar otak adalah adanya benturan keras pada kepala dan leher atau tubuh bagian atas. Benturan tersebut bisa membuat otak terdorong ke belakang dan kemudian maju dengan kuat dan membentur tulang kepala bagian dalam. Benturan tersebut biasanya terjadi pada sebuah kecelakaan. Berikut adalah gejala gegar otak:
·         Sakit kepala.
·         Mual dan muntah.
·         Merasa kebingungan.
·         Penglihatan kabur.
·         Sensitif terhadap cahaya atau suara.
·         Kesulitan untuk berkonsentrasi.
·         Kehilangan ingatan tentang peristiwa sebelum benturan maupun ingatan tepat setelah terjadi gegar otak.
·         Mengalami masalah keseimbangan tubuh.
·         Telinga berdenging.
·         Tiba-tiba cara bicara menjadi cadel.
·         Perubahan perilaku.

Segera cari bantuan medis jika Anda mengetahui seseorang mengalami kondisi seperti:
·         Demam.
·         Keluar cairan atau darah dari hidung atau telinga.
·         Kejang.
·         Tidak bisa menggerakkan bola mata.
·         Mengalami kelemahan otot, baik pada kedua sisi tubuh maupun salah satu sisi.
·         Ukuran pupil mata tidak sama antara mata yang satu dengan mata yang lainnya.
·         Muntah yang terus berulang.
·         Kesulitan untuk berjalan atau mengalami masalah keseimbangan.
·         Kebingungan yang tidak kunjung hilang.
·         Kehilangan kesadaran untuk waktu yang lama atau bahkan koma.

Gegar otak dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan tingkat keparahannya, yaitu tingkat ringan, sedang, dan berat. Selain dilihat dari faktor kehilangan kesadaran, keparahan gegar otak juga dapat dilihat dari bagaimana seseorang kehilangan keseimbangan, serta kehilangan ingatan atau amnesia. Berikut gambaran tentang jenis-jenis gegar otak:
·         Gegar otak ringan. Gejala berlangsung kurang dari lima belas menit. Penderita tidak mengalami kehilangan kesadaran.
·         Gegar otak sedang. Gejala dapat bertahan lebih dari lima belas menit. Penderita juga tidak mengalami kehilangan kesadaran.
·         Gegar otak berat. Seseorang yang pingsan, bahkan hanya untuk beberapa detik, dapat dikategorikan mengalami gegar otak berat.

Berikut beberapa langkah yang perlu dilakukan jika Anda melihat seseorang ada yang gegar otak atau Anda sendiri yang mengalami cedera kepala.
·         Jika kepala Anda terbentur dengan keras, segera hentikan aktivitas dan duduklah dengan tenang. Hindari mengulangi aktivitas yang menyebabkan gegar otak di hari yang sama. Hal ini karena otak membutuhkan waktu untuk pulih. Gegar otak kedua dapat terjadi bila setelah gegar otak pertama Anda tetap melakukan aktivitas. Bila hal itu terjadi, gejala gegar otak dapat berlanjut untuk waktu yang lama.
·         Jika gegar otak terjadi pada anak, diperlukan pengawasan orang dewasa untuk melihat apakah ada perubahan perilaku. Pengawasan dilakukan minimal pada hari pertama karena anak mungkin sulit mengungkapkan apa yang dialaminya.
·         Jangan memberikan obat tanpa resep dokter, terutama yang mengandung aspirin karena dapat menyebabkan perdarahan.
·         Segera periksakan kondisi ke klinik atau rumah sakit.
·         Baik anak-anak maupun orang dewasa, sebaiknya ikuti petunjuk dokter mengenai kapan sebaiknya kembali melakukan aktivitas fisik. Anak-anak yang tidak pulih dari gejala gegar otak secara sempurna dapat mengalami sakit kepala selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan. Dengan mengikuti cara pemulihan yang benar, seseorang yang pernah mengalami gegar otak dapat kembali beraktivitas seperti biasanya.